Tren Hijab di Era Modern
Ditulis Oleh
Mazroatul Ilmiyah (121511133053)
Sastra Indonesia
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk
meberikan informasi mengenai tren hijab yang terjadi di Era modern. Seperti
yang kita tahu, hijab merupakan fenomena baru yang terjadi di kalangan
muslimah. Tren fashion hijab menjadi budaya populer serta budaya religi
yang sedang berkembang ditengah masyarkat modern. Sehingga, muncul pertanyaan bagi pengguna
hijab apakah mereka mengerti arti dari hijab yang sebenarnya, atau justru jauh
dari hakikat hijab itu sendiri. karena terkadang arti dari perintah berhijab
dan tujuan berhijab disalah artikan. Hijab
adalah penghalang atau kerudung yang digunakan oleh wanita muslim yang biasa
disebut juga dengan Jilbab. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat
merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.
Hijab juga dapat diartikan sebagai tata cara atau aturan berpakaian muslimah. Tetapi, Semaraknya
model-model busana muslimah dipasaran
menjadi problem baru berbusana muslimah. Adanya sejumlah desainer yang
memproduksi atau menciptakan model-model busana muslimah dengan tidak
memperhatikan aspek persyaratan sebagaimana diajarkan dalam Islam. Hal
demikian, karena didukung dengan adanya pola sosialisai busana yang kurang
memenuhi syarat itu secara tidak sengaja atau bahkan sangat sengaja dapat
disaksikan dan lihat pada acara-acara fashion show. Lalu, dengan adanya
acara tersebut, kemudian pers mempublikasinya dan selanjutnya masyarakat
menyerapnya serta terdorong untuk mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut, merupakan salah satu pemicu adanya penyalahgunaan atau penyandingan
hijab dengan pakaian yang tidak benar.
Kata kunci : Tren, Hijab, Modern
Pendahuluan
Pada awalnya, busana atau pakaian dipakai
sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari dan rasa dingin saja. Namun,
pada perkembangannya, pakaian tidak lagi bertumpu pada tujuan utama berpakaian,
melainkan busana menjadi bagian penting dari hidup manusia karena mengandung
unsur estetika dalam masyarakat. Berbusana bagi muslimah mencerminkan suatu
identitas, selera, pendapatan, pola perdagangan regional, dan religuitas
pemakainya. Fungsi pakaian juga merupakan penutup aurat bukan hanya sekadar
penutup tubuh, jika pakaian itu hanya sekadar penutup tubuh maka berpakaian
ketat tidak menjadi persoalan, namun bukan itu yang diharapkan dalam agama
Islam.. Dalam Islam, istilah baru dari
penutup yaitu hijab. Hijab sebagaimana dijelaskan oleh Al Munawi yaitu segala
hal yang dituntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya.
Pada
era modern ini, jilbab modis atau hijab menjadi suatu fenomena baru di kalangan
wanita muslim. Hijab menjadi budaya populer karena dipengaruhi oleh faktor
tren. Tren menjadi faktor utama agar mereka diterima dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain budaya populer, budaya religipun menjadi salah satu
penyebabnya. Suatu kelompok atau komunitas, berhijab agar dipandang religius
bagi komunitas yang lain. Adanya kasus seperti itu, memunculkan pertanyaan
apakah para penggunanya memahami arti dari kata “hijab” yang sebenarnya, atau
justru hijab merupakan tren fashion yang jauh dari hakikat hijab itu
sendiri. Serta apa yang menjadi problem utama dalam adanya tren hijab tersebut.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai arti dari hijab yang sesungguhnya,
tren hijab yang terjadi di era modern, serta problem dalam adanya tren fashion
hijab.
Pembahasan
Kata
tren dalam kamus ilmiah bermakna, sebuah model yang sedang disenangi banyak
orang. Berbagai hal yang dapat memengaruhi masyarakat kita baik itu hal yang
positif ataupun negatif, dalam hal perempuan biasanya yang mudah memengaruhi
adalah berbagai aksesori dan berbagai pakaian (Bachtiar:2009). Dalam beberapa
dekade terakhir, terdapat tren baru yang berkembang di masyarakat khususnya
masyarakat Islam, yaitu tren fashion hijab. Hijab adalah penghalang atau kerudung yang digunakan oleh
wanita muslim yang biasa disebut juga dengan Jilbab. Namun dalam keilmuan
Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai
dengan tuntunan agama. Dalam Al-Quran perintah mengenakan hijab terdapat pada
surat Al-Ahzab ayat 59, yang artinya “Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Di
Era Modern yang semakin pesat seperti saat ini, tren hijab semakin marak. Sesuai
dengan arti modern itu sendiri yaitu sikap dan cara berpikir serta cara
bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Modern juga dapat diartikan sebagai
pembaruan, meninggalkan gaya atau tren lama yang berganti dengan tren yang
baru. Hijab atau yang disebut juga dengan jilbab modis, merupakan tren baru dari jilbab. Adanya
tutorial atau tatacara penggunaan hijab yang banyak kita temukan di internet
dan jejaring sosial seperti facebook, Twitter, dan Instagram, membuat hijab
semakin diminati para wanita muslim. Seperti mahasiswa dan remaja muslimah.
Banyak mahasiswa dan remaja muslimah, yang sebelumnya tidak mengenakan hijab,
kini berbondong-bondong untuk mengenakannya, karena adanya faktor tren dan
mudahnya untuk berhijab hanya dengan modal internet saja. Selain itu, bentuk
penggunaan atau gaya dan bermacam-macam jenis kain yang digunakan memicu
keteretarikan untuk mengenakannya. Sehingga para pengguna hijab yang seperti
itu dapat dipertanyakan pengetahuan mengenai arti hijab yang sebenarnya dan
fungsi dari diperintahkannya menggunakan hijab.
Hijab
menjadi tren fashion yang justru jauh dari hakikat hijab itu sendiri. Hijab dalam Islam bertujuan untuk memuliakan wanita. Wanita
muslim diperintahkan berhijab agar terhindar dari gangguan laki-laki yang tidak
bermoral dan tidak memilki sopan santun. Selain itu, berhijab juga bermanfaat
untuk menjunjung tinggi kehormatan wanita. Namun, dalam era modern ini, hijab
justru sebagai tren fashion yang harus diikuti tanpa harus mengerti arti dari
hijab itu sendiri dan berbagai inovasi model dalam berhijab yang beraneka
ragam, membuat para muslimah untuk senantiasa melihat gerak laju
perkembangannya yang kemudian dapat direalisasikan di dalam kehidupan
sehari-harinya.
Pemahaman
mengenai penggunaan hijab, terkadang disalah artikan. Hijab menjadi budaya
populer yang harus diikuti agar mereka dapat diterima dalam masyarakat tanpa
paham perintah mengenai menutup aurat. Selain budaya populer, juga terdapat
budaya religi. Dalam budaya religi ini, terdapat dua pandangan, yang pertama
penggunaan hijab bagi suatu komunitas atau suatu kelompok, dengan tujuan agar
dianggap religius bagi kelompok atau komunitas yang lain. Dan pandangan yang
kedua yaitu, karena memang pengguna hijab tersebut benar-benar orang atau
komunitas yang mengerti dan paham mengenai Islam, serta menjadi orang atau
komunitas yang fleksibel dengan perkembangan zaman. Tren hijab memang memilki
sisi positifnya, yaitu mengajak para muslimah yang dulu enggan untuk
menggunakan hijab kini berminat untuk mengenakannya. Namun, dari adanya tren hijab
pun terdapat sisi negatif diantaranya mereka lupa akan hakikat hijab itu
sendiri, penggunaan hijab yang tidak
sesuai seperti digunakan atau disandingkan dengan pakaian tipis atau yang
tembus pandang, pakaian ketat dan
terlihat lekuk tubuh sehingga aurat mereka tampak.
Sebenarnya,
tidak ada salahnya jika kita mengikuti tren yang sedang berkembang. Hal ini,
bertujuan agar kita tidak menjadi masyarakat yang kolot dan seakan tidak mau
menerima hal baru. Namun, bagaimana kita menyikapi tentang hal baru itu, yang
menjadi persoalannya. Adanya tren hijab yang saat ini berkembang, merupakan hal
yang baik. Tetapi penyalahgunaan dalam keserasian dengan pakaiannyalah yang
menjadi tanda kutip. Semaraknya model-model busana muslimah dipasaranpun juga
menjadi problem berbusana muslimah. Adanya sejumlah desainer yang memproduksi
dan menciptakan model-model busana
muslimah dengan tidak memperhatikan aspek persyaratan sebagaimana diajarkan
dalam Islam. Hal demikian, karena didukung dengan adanya pola sosialisai busana
yang kurang memenuhi syarat itu secara tidak sengaja atau bahkan sangat sengaja
dapat disaksikan pada acara-acara fashion show. Lalu, dengan adanya
acara tersebut, kemudian pers mempublikasinya dan selanjutnya masyarakat
menyerapnya serta terdorong untuk mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut, merupakan pemicu adanya penyalahgunaan atau penyandingan hijab dengan
pakaian yang tidak benar.
Simpulan
Kata tren dalam kamus ilmiah
bermakna, sebuah model yang sedang disenangi banyak orang. Berbagai hal yang
dapat memengaruhi masyarakat kita baik itu hal yang positif ataupun negatif,
dalam hal perempuan biasanya yang mudah memengaruhi adalah berbagai aksesori
dan berbagai pakaian (Bachtiar:2009). Hijab adalah penghalang atau kerudung yang digunakan oleh
wanita muslim yang biasa disebut juga dengan Jilbab. Namun dalam keilmuan
Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai
dengan tuntunan agama. Sedangkan, modern berarti sikap dan cara berpikir
serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Modern juga dapat diartikan
sebagai pembaruan, meninggalkan gaya atau tren lama yang berganti dengan tren
yang baru. Hijab atau yang disebut juga dengan jilbab modis, merupakan tren baru dari jilbab.
Hijab
menjadi tren fashion yang justru jauh dari hakikat hijab itu sendiri. Wanita muslim diperintahkan berhijab
agar terhindar dari gangguan laki-laki yang tidak bermoral dan tidak memilki
sopan santun. Selain itu, berhijab juga bermanfaat untuk menjunjung tinggi
kehormatan wanita. Namun, dalam era modern ini, hijab justru sebagai tren
fashion yang harus diikuti tanpa harus mengerti arti dari hijab itu sendiri dan
berbagai inovasi model dalam berhijab yang beraneka ragam, membuat para
muslimah untuk senantiasa melihat gerak laju perkembangannya yang kemudian
dapat direalisasikan di dalam kehidupan sehari-harinya. Pemahaman mengenai
penggunaan hijab, terkadang disalah artikan. Hijab menjadi budaya populer dan
budaya religi yang tengah berkembang di era modern.
Semaraknya
model-model busana muslimah dipasaranpun juga menjadi problem berbusana
muslimah. Adanya sejumlah desainer yang memproduksi busana muslimah dengan
tidak memperhatikan aspek persyaratan sebagaimana diajarkan dalam Islam. Hal
demikian, karena didukung dengan adanya pola sosialisai busana yang kurang
memenuhi syarat itu secara tidak sengaja atau bahkan sangat sengaja dapat
disaksikan pada acara-acara fashion show. Lalu, dengan adanya acara
tersebut, kemudian pers mempublikasinya dan selanjutnya masyarakat menyerapnya
serta terdorong untuk mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut,
merupakan pemicu adanya penyalahgunaan atau penyandingan hijab dengan pakaian
yang tidak benar.
Daftar
Pustaka
Bachtiar,
Deni Sutan. 2009. Berjilbab dan Tren Buka Aurat. Yogyakarta: Mitra
Pustaka
Muthahhari, Murtadha. 1997. Cetakan ketujuh. Hijab: Gaya Hidup
Wanita Islam. Bandung: Mizan
Forum murtadin Indonesia. 2009. http://www.mantanmuslim.com/2009/01/asal-muasal- jilbab.html. Diakses 5 Januari
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar